Pak Rajudin, Peserta Pelatihan Guru Ruangguru Berjuang Mencerdaskan Anak Bangsa

Rajudin

“Bagi kami, menjadi seorang guru itu merupakan suatu kebanggaan. Bisa mencerdaskan banyak orang,” ujar Pak Rajudin.

Peserta program Indonesia Teaching Fellowship (ITF) ini telah mengajar selama 11 tahun di SMAN 1 Upau. Waktu bersama keluarga tercintanya harus dikorbankan agar membantu murid-muridnya menjadi manusia yang cemerlang. Namun, baginya, pengorbanan ini tidak sia-sia. Ia merasa menjadi guru adalah sebuah kehormatan, karena dapat mempersiapkan anak didiknya menjadi manusia yang utuh.

Selama beberapa tahun ke belakang, pak Rajudin pindah rumah dan harus menempuh jarak 90 km atau 2 jam perjalanan hingga sampai di sekolah. Ia mengaku, karena terkendala secara fisik, ia tidak dapat melakukan perjalanan pulang-pergi sejauh itu setiap harinya.

“Agar tidak terlambat ke sekolah, saya menginap di sekolah. Lumayan capek kalau harus bolak-balik perjalanan ke sekolah. LDR dengan anak dan istri. Kadang-kadang kita telepon, kalau tidak pagi atau malam, ya, sore. Untuk melepas kangen,” ungkapnya.

Menjadi guru selama lebih dari 10 tahun membuatnya percaya, bahwa zaman terus berkembang. Setiap harinya terasa kemajuan baik dari segi teknologi hingga ke ekonomi, yang mempengaruhi persaingan di tingkat global. Maka dari itu, sebagai guru, kompetensi yang dimiliki harus terus meningkat seiring perkembangan zaman, agar murid-murid yang diajarkan bisa menimba ilmu dengan baik dan siap dengan persaingan di depan nanti.

Menurut Pak Rajudin, agar kompetensi sebagai pendidik bisa terus meningkat, para guru sepatutnya terus belajar, mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam mengajar. Misalnya mengembangkan pengetahuan tentang model pembelajaran yang lebih menarik dan efektif atau memberikan media-media pembelajaran yang lebih kreatif.

Selama mengikuti program ITF dari Ruangguru satu tahun ini, pak Rajudin mengaku telah merasa terbantu untuk meningkatkan kompetensinya dalam mencerdaskan anak bangsa. Kekurangan yang dirasakan olehnya sebagai pendidik, dapat tertutupi karena mengikuti program ITF ini.

“Dengan mengikuti program ITF, yang kurang lebih satu tahun, saya rasa itu cukup untuk meningkatkan kompetensi kita (para guru). Karena langsung dibimbing oleh para ahli dan pakar di bidangnya,” jelas Pak Rajudin.

Pak Rajudin berharap, setelah mengikuti program ITF ini, ia dapat membuat media pembelajaran yang lebih variatif dan tidak mengambil media orang lain. Di akhir pertemuan, pak Rajudin menyampaikan pesan kepada rekan-rekan seperjuangannya agar tidak diam di zona nyaman. “Seperti pepatah katakan, ‘Belajarlah seumur hidup, dari buaian sampai liang lahat.’ Jadi pepatah itu harus kita gunakan, untuk kemajuan siswa-siswi kita,” ujar Pak Rajudin.

Rananggana Rayidhea