Gerakan Berbagi Kuota dari Kerabat

Pojok Pustaka-1

Kitabisa.com

Rp1.913.399 terkumpul dari Rp50.000.000
4%
Berakhir

Data diupdate per tanggal 10 Desember 2021

[IDN] - CTA ruangpeduli - Gerakan Berbagi Kuota dari Kerabat

Pandemi virus Covid-19 yang saat ini melanda seluruh Negara di dunia termasuk Indonesia memberikan gangguan bagi setiap sektor, termasuk sektor pendidikan. “Untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, satu generasi anak-anak diseluruh dunia terganggu pendidikannya” – UNESCO

Hadirnya gangguan tersebut membuat kita dituntut untuk cepat beradaptasi dengan kondisi baru saat ini. Pada sektor pendidikan sendiri adaptasi kebiasaan baru dilakukan dengan mengalihkan pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh menggunakan media virtual. Terhitung sejak bulan April, 1,6 Miliar pelajar dipindahkan aktivitas belajar dari sekolah menuju rumah masing-masing sebagai bentuk antisipasi dalam menekan penyebaran Covid-19.

Namun saat ini terjadi polemik yang berbeda-beda ketika terjadi gap kemampuan para pelajar dalam memperoleh akses fasilitas belajar memadai dalam sistem Pembelajaran Jarak Jauh. Terhitung 15,6% pelajar Indonesia kesulitan belajar karena tidak memiliki ponsel pintar dan bagi mereka yang memiliki ponsel pintar hanya 58.8% pelajar yang dapat menjangkau akses internet yang memadai. – Komisi Perlindungan Anak Indonesia

PJJ yang tidak optimal membuat banyak siswa terpaksa bekerja bukan belajar. Sekitar 9,7 juta anak terancam putus sekolah secara permanen akibat bencana ekonomi yang mendorong 90 – 117 juta anak masuk dalam kategori kemiskinan yang berdampak langsung terhadap keberlanjutan pendidikan mereka dengan banyaknya anak yang dituntut untuk bekerja atau anak perempuan yang dipaksa menikah dini demi dapat menghidupi keluarga mereka. – UNESCO

Kondisi tersebut ditemui pada salah satu adik binaan Ruang Kita Mengabdi, bernama Gugun, siswa kelas 8 yang terpaksa membantu orangtuanya untuk mencari pakan ternak dan bekerja diladang.

Bukan tanpa alasan ia jalankan pekerjaan beratnya tersebut demi dapat memperoleh smartphone impian yang dapat mendukung gugun dalam mengikuti proses pembelajaran ditengah pandemi. Hampir 11 jam/hari tubuh mungilnya bekerja keras tanpa henti diladang dengan upah yang tidak seberapa.


Cerita serupa dari salah satu siswa SMP Banyuresmi lainnya, Iyan seorang anak yatim piatu yang saat ini dirawat oleh paman dan neneknya di rumah panggung sederhana dekat lereng gunung.

Kondisi tersebut membuatnya terpaksa berjalan Kiloan meter dengan medan jalan yang tidak mudah demi dapat menanyakan tugas kepada teman yang memiliki ponsel pintar. Disela-sela waktu usahanya dalam memperjuangkan hak pendidikan ia tak lupa untuk membantu paman dan neneknya bekerja di kebun kopi guna dapat mencukupi kebutuhan harian.

Baik Gugun maupun Iyan, keduanya mempunyai semangat belajar yang tinggi. Berbagai upaya mereka lakukan agar tidak tertinggal mengikuti kegiatan belajar dengan aktif bertanya kepada teman-teman terdekat namun hasilnya tidak selalu memuaskan. Ketika pun dapat menemui teman yang memiliki ponsel, terkadang mereka terkendala sebab tidak ada kuota dan sinyal. Kisah ini menjadi gambaran tantangan yang ditemui di lapangan dalam pelaksanaan PJJ dan diperburuk fakta bahwa tak semua siswa dan keluarganya mampu memiliki akses pembelajaran memadai seperti ponsel, TV, internet, listrik, dan peralatan pendukung lainnya. Keterbatasan tersebut akhirnya membuat Gugun, Iyan, dan masih banyak siswa lainnya di negeri ini terpaksa untuk memilih bekerja ditengah kesibukan belajar daring.

#Kerabat saat kita bisa merdeka mengakses hiburan dari internet, anak-anak pelosok negeri justru susah payah untuk beradaptasi dengan kondisi baru dalam upaya mempertahankan hak pendidikannya. Untuk itu, bersama dengan program #GerakanBerbagiKuotaDariKerabat mari atasi hambatan yang mereka temui.

  1. Klik tombol “DONASI”
  2. Setelah masuk ke halaman mitra penggalangan dana, masukkan nominal donasi
  3. Pilih metode pembayaran
  4. Terima kasih sudah peduli dan memberikan uluran tangan, untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik. #temanpeduli

Terima kasih!

Rananggana Rayidhea