Jangan Panik! Begini Cara Cek & Laporkan Kalau Kamu Kena Scam

Belakangan ini, scammer makin lihai menyamarkan aksinya.  Logo atau tampilan email bisa terlihat profesional, tapi itu tidak menjamin keaslian. Banyak yang bisa dipalsukan. Bahkan, baru-baru ini ada kasus di mana orang hampir tertipu karena menerima email dengan domain yang tampak resmi, tapi setelah diperhatikan lebih teliti, ada kejanggalan kecil seperti jenis huruf (font) yang berbeda.

Kalau kita nggak terlalu memperhatikan detail, jebakan seperti ini gampang banget lolos dari radar. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tandanya dan tahu apa yang harus dilakukan ketika mendapatkan pesan yang terasa janggal, supaya kita tidak mudah terseret ke dalam penipuan digital.

Bagaimana cara identifikasi scam?

Scam biasanya terlihat “normal”, tapi ada pola-pola sederhana yang bisa kamu perhatikan. 

  1. Bahasa yang bikin panik atau terlalu heboh
    Misalnya, “Akun Anda akan diblokir dalam 5 menit!” atau “Selamat! Anda dapat hadiah jutaan rupiah!”, sehingga mendesak target untuk segera mengikuti instruksi scammer.
  2. Pengirim atau alamat email yang janggal
    Kelihatan mirip resmi, tapi kalau diperhatikan beda satu huruf, atau pakai domain aneh. Misalnya bankind0nesia.com (huruf “o” jadi angka nol). Bahkan perbedaan font pun bisa menjadi indikasi kalau informasi tersebut mengandung scam.
  3. File lampiran yang tidak sesuai
    Misalnya, pesan yang disampaikan berisi ajakan untuk membaca suatu announcement, namun format file yang dilampirkan tidak sesuai, misalnya .zip, .exe, atau .apk. File ini berisi malware yang dapat mencuri data pribadi jika kamu membukanya.
  4. Minta data pribadi secara langsung
    Scammer biasanya meminta data-data pribadi seperti kode OTP, PIN, password, atau nomor kartu identitas.

Nah, menghindari scam bukan hanya soal mengenali tanda-tandanya, tetapi membangun kebiasaan digital yang aman. Berikut langkah-langkah yang bisa kamu terapkan setiap hari:

  • Pertimbangkan sebelum membagikan konten, misalnya ketika mengunggah foto, video, atau postingan media sosial yang memuat informasi pribadi

  • Hindari memasukkan data pribadi di situs yang keamanannya belum jelas, pastikan situs menggunakan protokol aman (https) dan terdaftar sebagai platform resmi.
  • Selalu cek ulang informasi yang diterima dengan cara verifikasi melalui kanal resmi seperti website institusi, call center resmi, atau nomor kontak yang sudah kamu simpan sebelumnya.
  • Waspadai tawaran yang too good to be true, seperti iming-iming hadiah besar tanpa pajak, pekerjaan instan dengan gaji tinggi, dan sebagainya

  • Gunakan platform digital yang aman, aktifkan enkripsi end-to-end, autentikasi dua langkah (2FA), dan baca kebijakan privasi agar kamu tahu bagaimana datamu dikelola. 

Lalu, jika kamu mengalami scam, apa yang dapat dilakukan?

Jangan khawatir! Kamu dapat terapkan prinsip-prinsip ini ketika kamu menerima sesuatu yang mencurigakan. Apa saja prinsip-prinsipnya?

STOP — Hentikan Interaksi
Begitu merasa ada yang janggal, segera hentikan semua aktivitas. Jangan klik link, jangan membuka lampiran, jangan membalas pesan, dan jangan mengikuti instruksi apa pun. Tindakan cepat ini dapat mencegah pelaku mengambil alih akun atau perangkatmu.

CHECK — Periksa Kebenaran Informasi
Luangkan waktu sebentar untuk memeriksa ulang informasi, seperti alamat email atau nomor pengirim, gaya bahasa dan pesan yang disampaikan, hingga link dan lampiran pesan. Setelah itu, lakukan verifikasi melalui jalur resmi. Untuk anak-anak atau remaja, langkah ini sebaiknya dilakukan dengan bantuan orang dewasa yang dipercaya.

PROTECT — Lindungi Diri dan Orang Lain
Jika kamu sudah terlanjur berinteraksi, segera hapus pesan mencurigakan dari perangkat, ganti password dan aktifkan 2FA, serta laporkan ke layanan resmi.

Berikut layanan pelaporan resmi yang dapat kamu gunakan:

  • Kominfo — Aduan Nomor: aduannomor.id
  • OJK — Investor Alert Portal: iasc.ojk.go.id/report-now
  • Polri — Patroli Siber: patrolisiber.id/submit-report

Jika kamu masih anak-anak atau remaja, mereka sebaiknya didampingi orang tua atau orang dewasa terpercaya saat melaporkan atau ketika sedang menghadapi kejadian scam. Mari menjadi generasi yang lebih aware dan tanggap di dunia digital!

Andi Mashury